Jalan AP Pettarani, Makassar yang sudah rimbun kembali ditanami bibit trembesi
oleh aparat pemerintah, seperti yang tampak Selasa (12/10/2010) sore.
oleh aparat pemerintah, seperti yang tampak Selasa (12/10/2010) sore.
Penghijauan Tumpang Tindih
Di tengah masih banyaknya median dan sisi jalan yang belum ditanami pohon penghijauan, median jalan AP Pettarani, Makassar yang sudah rimbun itu justru kembali ditanami bibit trembesi oleh aparat pemerintah setempat, seperti tampak hari Selasa (12/10/2010) sore. Cara kerja aparat seperti ini mencerminkan lemahnya visi tentang gerakan go green yang dicanangkan oleh Gubernur Sulsel.
Selain tidak efisien juga bakal membuat konsep penghijauan di kawasan Pettarani jadi kacau balau. Mungkin aparat bersangkutan lupa bahwa pohon trembesi lebih cocok tumbuh di daerah yang terbuka alias belum rimbun. Kalau pun tanaman itu tumbuh maka yang tampak adalah ketidakseragaman jenis dan ukuran batang pepohonan.
Pada sisi lain masih banyak median dan sisi jalan protokol belum ditanami pohon perindang. Misalnya, di sisi barat jalan AP Pettarani tepatnya di depan Kantor Cabang LG Makassar tidak jauh dari belokan ke Jalan Pelita Raya.
Contoh lain di Jalan Urip Sumohardjo dan Jalan Perintis Kemerdekaan. Belum semua median jalan poros bandara tersebut ditanami pohon perindang yang layak. Masih banyak bolong-bolongnya, terutama di sekitar jalan layang, sekitar Gedung Graha Pena, Kampus UMI, dan Kampus ’45. Hal yang sama juga tampak di median jalan kawasan Daya dan Sudiang.
Sementara itu, salah satu bukti nyata akan lemahnya visi dan konsep penghijauan juga ditemukan di median Jalan Perintis Kemerdekaan, depan kampus STMIK Dipanegara (kawasan Bung). Median jalan itu hanya didereti pohon palem. Untuk diketahui, pohon palem tidaklah serindang pohon trembesi, dan masa pertumbuhannya pun lelet.
Sebagai warga yang hampir saban hari lewat di jalan-jalan protokol tersebut, hati saya acapkali tersenyum geli, dan sesekali geram bercampur sedih. Apalagi, jika pohon perindang itu ditanam tanpa dipagar, tentulah sangat rawan dijahili oleh tangan orang-orang yang lalu lalang. Jika pohon ditanam tanpa dipagari, itu sama artinya dengan penghijauan setengah hati.