Ruang Sosial Bernama Ma'silaga Tedong

Tiap penghujung desember Tana Toraja dan sekitarnya selalu saja semarak dengan acara ritual budaya

Peresmian Wisma Kalla

Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan arahan kepada Gubernur Sulsel dan Walikota Makassar pada peresmian Wisma Kalla di Makassar.

Pesona Anjungan Pantai Losari

Anjungan Pantai Losari merupakan tempat favorit menikmati panorama senja bagi warga Makassar dan sekitarnya.

Tourist Bali

Seorang wisatan asing menikmati deburan ombak Pantai Kuta, Bali

Ma'silaga Tedong

Ma'silaga tedong yang berlangsung di Malekeri,
Desa Palangi, Kec. Balusu, Kab. Toraja, Senin (27/12/2010) sore


Ruang Sosial Bernama Ma'silaga Tedong

Tiap penghujung desember Tana Toraja dan sekitarnya selalu saja semarak dengan acara ritual budaya. Pasalnya momentum perayaan Natal yang drangkaikan dengan tahun baru menjadi ajang pulang kampung atau mudik bagi para perantau asal Tana Toraja dan sekitarnya.

Mengisi ruang-ruang waktu yang sarat akan nuansa guyub ada-ada saja kegiatan yang dihelat oleh warga setempat guna menyemarakkan suasana mudik.

Di samping acara ritual budaya yang sudah mentradisi, seperti Rambu Solo (prosesi pemakaman) dan Rambu Tuka (sykuran kelahiran), acap kali juga digelar acara yang bermultdimensi. Salah satu diantaranya Ma'silaga Tedong (beradu kerbau) seperti yang digelar di Malekeri, Desa Palangi, Kec. Balusu, Kab. Toraja, Senin (27/12/2010) sore. Berlangsung di sebuah lapangan tidak jauh dari Museum Ne’ Gandeng, sedikitnya 10 ekor kerbau saling diperhadapkan untuk adu kekuatan.

Acara tersebut mengundang antusiasme warga setempat dan para pemudik, termasuk wisatawan mancanegara dan domestik. Tak urung penulis dan tim wartawan Kompas ikut merubung gelaran tersebut. Tampak deretan kendaraan pengunjung memanjang sekitar dua kilometer dari titik kegiatan hingga jembatan Ne’ Gandeng yang merupakan akses utama menuju tempat acara. Dari plat nomor polisinya dapat ditebak kendaraan tersebut berasal dari Mamuju, Bone, Pangkep, Sinjai, Bukulumba, Takalar, Luwu, Enrekang, dan Parepare.

Menurut Uni Fidelia Suleman, acara ini memang setiap tahun digelar oleh warga setempat dalam rangka membuka ruang sosial bagi warga setempat dan pendatang. Mahasiswi semester empat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Tamalatea Makassar ini, menilai Mappassilaga Tedong relevan dengan potensi alam dan karakteristik budaya setempat. Kerbau merupakan hewan persembahan untuk acara-acara ritual Toraja. Sementara kondisi alam Tana Toraja yang sarat subur dan sarat hehijauan merupakan habitat buat hewan bertanduk itu.

Ma'silaga Tedong sekaligus merupakan ukuran ketelatenan peternak dan petani memelihara kerbau. Sebab, ukuran menang kalahnya kerbau yang diadu sangat ditentukan oleh postur tubuh kerbau, stamina, dan kekokohan tanduk serta bagian kepala kerbau terebut. Satu lagi yang tak bisa dilupakan adalah panjang dan kekarnya tanduk kerbau. Semua faktor itu sangat menentukan sejauh mana seekor kerbau aduan bisa menundukkan lawannya.


Selengkapnya :
http://makassar.tribunnews.com//read/artikel/143029/CITIZEN-REPORTER-10-Kerbau-Bertarung-Sambut-Wisatawan

Leave a Reply